Minggu, 17 April 2011

10 Tanda Hari Kiamat

Sepuluh tanda-tanda Kiamat yang disebutkan Rasulullah saw. dalam hadis ini adalah tanda-tanda Kiamat yang besar-besar, akan terjadi di saat hampir tibanya hari Kiamat. Sepuluh tanda itu ialah:

1.Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit yang seperti selsema di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan semua orang kafir.
(menurut saya pribadi hal ini belum terjadi... atau mungkin yang dimaksutkan asap adalah penyakit yang merebak saat ini : ex. Flu Burung, Flu Babi dll...)
2. Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan meragut keimanan, hingga banyak orang yang akan terpedaya dengan seruannya.
(saat ini bentuk dari dajjal sendiri masih diperdebatkan... ada yang mengatakan dajjal hanyalah simbol kekuasaan negara barat, namun ada pula yang dengan gamblang menjelaskan bentuk dajjal itu sendiri, seperti bermata satu dan bisa menghidupkan orang yang telah mati... saat ini pun sudah beberapa orang yang dikaitkan dengan keberadaan dajjal, ex. SAI BABA.)
3. Dabbah-Binatang besar yang keluar dari Bukit Shafa di Mekah yang akan mengatakan bahwa manusia tidak beriman lagi kepada Allah swt.
(hal ini belum pernah terjadi dan bentuk dari binatang yang dimaksudkan masih belum jelas)
4. Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka pada saat itu Allah swt. tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat daripada orang yang berdosa.
(mengenai kejadian yang satu ini adalah hal yang paling dipercaya oleh umat islam bahwa pada saat kiamat, dunia ini akan berputar terbalik)
5. Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang berkuasa pada masa itu dan beliau juga akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Kristian dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal.
(hal ini juga sangat diyakini akan terjadi, dimana suatu saat nabi Isa akan turun ke bumi untuk meluruskan segala sesuatu yang selama ini bertentangan tentangnya.)
6. Keluarnya bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang akan membuat kerusakan dipermukaan bumi ini, yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh Zul Qarnain bersama dengan pembantu-pembantunya pada zaman dahulu.
(bangsa Ya'juj dan Ma'juj adalah bangsa yang serakah di zamannya, sehingga saat kemunculan mereka dipastikan akan membuat kerusakan kembali di muka bumi)
7. Gempa bumi di Timur.. Bisa jadi ini mengacu kepada gempa di China, Tsunami di Aceh.
8. Gempa bumi di Barat. Bisa jadi ini akan terjadi di daerah Mexico, Argentina, Brazilia dan negara-negara Amerika Latin
9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.. Kemungkinan kasus longsor di Mesir sebagai pembukanya.
10. Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar. Api itu akan bermula dari arah negeri Yaman. (Apa ini bahaya Nuklir?)

Mengikuti pendapat Imam Ibnu Hajar al-Asqalani di dalam kitab Fathul Bari beliau mengatakan: “Apa yang dapat disimpulkan (pendapat yang terpilih) dari himpunan hadis-hadis Rasulullah Saw. bahwa keluarnya Dajal adalah yang mendahului segala pertanda-pertanda besar yang mengakibatkan perubahan besar yang berlaku dipermukaan bumi ini. Keadaan itu akan disudahi dengan kematian Nabi Isa alaihissalam (setelah belian turun dari langit). Kemudian terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya adalah permulaan tanda-tanda Kiamat yang besar yang akan merusakkan sistem alam cakrawala yang mana kejadian ini akan disudahi dengan terjadinya peristiwa Kiamat yang dahsyat itu. Barangkali keluarnya binatang yang disebutkan itu adalah terjadi di hari yang matahari pada waktu itu terbit dari tempat tenggelamnya”.

Tanda-Tanda Hari Kiamat

1. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya … (QS Al Hajj: 7)
2. As Sa’ah (Hari Akhir) tidak akan terjadi hingga gempa bumi akan sangat sering terjadi (HR Bukhari)
3. Kekayaan beredar hanya di antara orang-orang kaya, tanpa manfaat bagi orang-orang miskin. (HR
    Tirmidzi)
4. Hari Kiamat (As Sa’ah) akan datang ketika perzinaan tersebar luas (Al-Haythami, Kitab al-Fitan)
5. Hari Akhir tidak akan datang hingga mereka (orang-orang jahat) melakukan perzinaan di jalan-jalan (jalan-jalan umum). (Ibn Hibban and Bazzar)
6. Pria akan meniru perilaku wanita; dan wanita akan meniru perilaku pria. (Allama Jalaluddin Suyuti, Durre-Mansoor)
7. Orang-orang akan menyenangi perbuatan homoseksual dan lesbianisme. (Al-Muttaqi al-Hindi, Muntakhab Kanzul Ummaal)
8. Hubungan seksual tidak sah secara terbuka akan marak. (HR Bukhari)
9. Hari Akhir itu tidak akan datang hingga angka pembunuhan meningkat. (HR Bukhari)
10. Menjelang datangnya Hari Akhir akan ada hari-hari ketika pengetahuan (agama) akan dicabut (lenyap) dan kejahiliyahan secara umum akan meluas…. (HR Bukhari)
11. Akan ada suatu ujian kegelapan kecil yang akan menimpa setiap orang di suatu masyarakat, dan kemudian ketika orang menganggap ujian itu telah berakhir, ujian itu akan terjadi terus-menerus. Selama itu seorang manusia bisa jadi adalah seorang mukmin di pagi hari dan menjadi seorang kafir di sore hari. (HR Abu Daud).
12. Akan datang suatu waktu pada umat ketika orang akan membaca Al Qur’an, tetapi tidak akan lebih jauh dari tenggorokan (tidak masuk ke dalam hati mereka) (HR Bukhari)
13. Sebelum Hari Akhir akan ada kekisruhan seperti potongan malam yang gelap, ketika seorang manusia akan menjadi seorang beriman di pagi hari dan seorang kafir di sore hari, atau seorang beriman di sore hari dan kafir di pagi hari (HR Abu Daud)
14. Suatu waktu akan datang, ketika seorang manusia tidak akan peduli bagaimana mereka mendapatkan sesuatu, halal atau haram. (HR Bukhari)
15. Akan muncul pada hari akhir seseorang yang akan memperoleh keuntungan dunia dengan menjual agama. (HR Tirmidzi)
16. Hari Akhir tidak akan datang hingga tersisa orang-orang yang tidak mengetahui kebajikan dan tidak pernah mencegah kejahatan (HR Ahmad)
17. Hari Akhir tidak akan datang sebelum Allah mengambil agama-Nya dari manusia di bumi, tidak meninggalkan seorang pun di atas bumi ini selain orang-orang kafir yang tidak mengenal perbuatan yang benar atau menolak perbuatan yang salah. (Diriwayatkan oleh Abdullah ibn ‘Amr bin ‘Ash)
18. Hari akhir tidak akan datang sebelum datangnya tiga puluh Dajjal, masing-masing mengaku dirinya sebagai seorang utusan Allah. (HR Abu Daud)
19. Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (QS An Nisaa’: 159)
20. Kekacauan, penyimpangan, dan ketakutan akan muncul di Barat …. Penyimpangan akan meningkat pesat. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
21. Sejenis penyimpangan akan muncul ke permukaan. Tidak satu pun pihak mampu melindungi dirinya dari penyimpangan itu, dan penyimpangan itu menyebar segera ke setiap penjuru. Situasi ini akan bertahan hingga seseorang datang dan berkata, “Hai umat manusia, mulai saat ini pemimpinmu adalah Al Mahdi.” (Ibnu Hajar Haytahami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi’alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23)
22. Al Mahdi tidak akan muncul, kecuali orang-orang kafir menyerbu ke segala tempat dan secara terbuka dilakukan di depan umum. Yang berkuasa di saat seperti itu adalah penyerbuan oleh orang-orang tak beriman…. Itulah kekuatannya. (Mektubat-i Rabbani, 2:259)
23. Al Mahdi akan datang setelah berbagai penyimpangan keji (fitnah), di mana seluruh larangan dianggap sebagai hukum (Ibnu Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 23)
24. Segera sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya. (HR Bukhari)
25. Sungai itu (Eufrat) akan memperlihatkan sebuah gunung emas (di bawah sungai itu). (Abu Daud)
26. Ada dua tanda untuk kedatangan Al Mahdi … Yang pertama adalah gerhana bulan di malam pertama Ramadhan, dan kedua adalah gerhana matahari di pertengahan bulan ini. (Ibn Hajar al-Haythami, Al-Qawl al-Mukhtasar fi `Alamat al-Mahdi al-Muntazar, hal. 47)
27. Akan ada dua gerhana matahari di bulan Ramadhan sebelum kedatangan Al Mahdi. (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi)
28. Telah sampai kepadaku bahwa sebelum Al Mahdi datang bulan akan gerhana dua kali di bulan Ramadhan (Diriwayatkan oleh by Abu Nu’aym in al-Fitan)

Bulan Julkaidah

Zu ertinya "yang empunya". Qa'adah ertinya "duduk". Ini membawa erti bahawa bulan Zulkaedah ialah bulan untuk berehat-rehat.
Sejak dari dahulu lagi, sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab telah mengiktiraf bahawa Zulkaedah adalah satu bulan daripada empat bulan yang mulia dan diharamkan berperang.

Maka masyarakat Arab jahiliah tidak keluar berperang pada bulan ini. Selain Zulkaedah, bulan Zulhijjah, Muharram dan Rejab juga adalah bulan haram ( bulan yang dimuliakan dan diharamkan berperang ).
Dan setelah kedatangan Islam, Rasulullah SAW mengekalkan kemuliaan empat bulan haram ini, mengekalkan namanya dan mengharamkan berperang padanya.
Bersempena inilah dinamakan ia dengan "Zulkaedah".

Antara peristiwa yang berlaku dalam bulan Zulkaedah

1. Peperangan Bani Quraizah
Peperangan ini berlaku pada tahun ke 5 Hijrah. Setelah tentera Ahzab telah ditewaskan maka malaikat Jibril AS telah memberitahu Rasulullah SAW bahawa Allah SWT telah memerintahkan nabi agar pergi ke perkampungan Bani Quraizah.
Bani Quraizah ialah satu puak Yahudi yang telah terlibat bergabung dengan tentera Ahzab, mengepung umat Islam semasa perang Ahzab. Rasulullah SAW yang masih belum sempat melucutkan pakaian perangnya telah mengerah tentera Islam mengepung perkampungan Bani Quraizah sehinggalah mereka menyerah kalah.

2. Perjanjian Hudaibiyah
Peristiwa ini terjadi pada bulan Zulkaedah, penghujung tahun ke 6 Hijrah. Antara sebab berlaku Perjanjian Hudaibiyah tersebut, Nabi SAW mengumumkan kepada kaum muslimin keinginan baginda Rasulullah SAW untuk berangkat pergi ke Mekkah bagi melaksanakan satu lagi ibadah iaitu dengan menunaikan ibadah umrah.

Hasil pengumuman tersebut yang diberitahu itu telah mendapat sambutan yang sangat baik oleh sekitar 1 400 orang sahabat dari kaum Muhajirin dan Ansar pada masa itu. Nabi Muhammad SAW berihram untuk ibadah umrah tersebut ditengah perjalanan dan membawa bersama-sama binatang yang boleh disembelih atau dikorbankan (al-hadyu) supaya ianya menjadi pentunjuk atau sebagai memberitahu kepada orang-orang lain bahawa Nabi Muhammad SAW keluar sedemikian bukan untuk bermaksud untuk berperang tetapi ianya semata-mata untuk menziarah ke Baitulullah iaitu Ka'abah, bagi menunaikan ibadah Umrah tersebut.

Dalam perjalanan ke Makkah, Rasulullah SAW telah disekat oleh kafir Quraisy dan dihalang dari memasuki Makkah. Berlaku beberapa perundingan dan ia membawa kepada perjanjian damai yang dinamakan "Perjanjian Hudaibiyah". Dalam perjanjian itu, Rasulullah SAW dibenarkan memasuki Makkah dan mengerjakan umrah hanya pada tahun hadapan serta tahun seterusnya dan gencatan senjata selama sepuluh tahun di antara Makkah dan Madinah.

3. Bai'atur Ridwan
Peristiwa ini berlaku sebelum terjadinya Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW telah mengutus Usman RA ke Makkah untuk membahas masaalah mengapa rombongan Rasulullah SAW dihalang dari memasuki Makkah untuk mengerjakan umrah. Sesampainya di sana Usman bin Affan RA ditahan selama beberapa waktu oleh orang-orang Quraisy

Dalam pada itu sampailah berita kepada Nabi Muhammad SAW bahawa Usman bin Affan RA telah mati dibunuh oleh orang-orang Quraisy. Maka Nabi Muhammad SAW dengan lantangnya menyatakan tekadnya : "Kami tidak akan tinggal diam, hingga kami berhasil menumpas kaum Quraisy".

Kemudian Rasulullah SAW mengajak berbai'at. Maka terjadilah Bai'atur Ridhwan di bawah sebatang pohon di tempat tersebut. Bai'at yang dimaksudkan ialah satu perjanjian yang berlaku antara Nabi Muhammad SAW bersama para-para sahabat yang ada ketika itu untuk bersatu padu dan bekerjasama menentang orang-orang kafir Quraisy.

Para sahabat berbai'at kepada Nabi Muhammad SAW untuk tidak takut dan lari meninggalkan medan perang sebagai tanda membalas dendam di atas kematian yang menimpa sahabat baginda Rasulullah SAW. Sementara itu Rasulullah SAW menepukkan tangannya yang satu ke tangan yang lain seraya berkata : "Pembai'atan ini untuk Usman bin Affan".

Setelah pembai'atan tersebut, yang mana telah didengari oleh pihak orang-orang Quraisy, barulah datang berita yang menyampaikan kepada Rasulullah SAW bahawa khabar terbunuhnya Usman bin Affan itu tidak benar.

4. Berlakunya Haji Wida'
Pada tanggal 25 Zulkaedah tahun ke 10 Hijrah, Rasulullah SAW meninggalkan Kota Madinah untuk menuju ke Kota Makkah bagi menunaikan Haji Wida' (Haji Penghabisan), baginda disertai seramai 10,000 kaum muslimin.

Haji tersebut adalah haji pertama Rasulullah SAW dan yang terakhir bagi baginda. Rasulullah SAW hanya mengerjakan sekali sahaja ibadah haji dan empat kali ibadah umrah sepanjang umurnya mengikut catatan sejarah.

5. Kematian Syeikhul Islam, Ibnu Taimiyah
Nama lengkap Ibnu Taimiyah ialah Taqiyuddin Abdul Abbas Ahmad bin Abdul Salam bin Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah Al-Harrani Al-Hambali. Beliau dilahirkan pada hari Isnin, 10 Rabiulawal 66l Hijrah bersamaan 22 Januari 1263 Masihi di Harran. Beliau adalah seorang yang amat berjasa dalam melaksanakan dasar "pembersihan" dalam Islam.

Apabila umat Islam sudah mula menyimpang dan mencampur adukkan unsur-unsur bid'ah dan khurafat dalam ajaran Islam pada zamannya maka beliau tampil berusaha mengembalikan mereka ke landasan Islam yang sebenarnya. Beliau juga meninggalkan ratusan buah kitab karangannya yang menjadi rujukan sehingga sekarang. Karangan terbesarnya ialah Fatawa Ibnu Taimiyyah yang menjadi rujukan ahli fiqh dan hukum sehingga ke hari ini. Beliau meninggal dunia hari Isnin, 20 Zulkaedah 728 Hijrah. (28 September 1328 Masihi), dalam usia 67 tahun, setelah sakit dalam penjara lebih dari 20 hari.

Beliau menghembuskan nafas yang terakhir di atas tikar solatnya, sedang dalam keadaan membaca Al-Quran. Walaupun beliau juga seorang yang banyak dibenci orang kerana pendirian tegasnya, tetapi jenazah beliau diiringkan ke pusara oleh 200,000 orang lelaki dan 15,000 orang wanita.

KELEBIHAN BULAN ZULKAEDAH

Bulan Zulkaedah adalah satu dari empat bulan haram. Bulan haram adalah bulan yang amat dimuliakan. Bulan haram adalah bulan persaudaraan, perdamaian dan kemaafan.
Masyarakat kafir Quraisy menangguhkan permusuhan dan peperangan di bulan haram maka kita sebagai umat Islam hendaklah lebih menghormati bulan-bulan haram ini.
Eratkan silaturrahim, yang bermusuh, damaikanlah, yang berdendam, berlapanglah dan yang renggang, rapatkanlah, InsyaAllah hidup penuh berkat dan harmoni.

Tiada ibadah khusus dalam bulan Zulkaedah. Bulan Zulkaedah adalah bulan permulaan musim haji. Namun begitu sebahagian besar ulamak mengatakan bahawa umrah adalah lebih afdhal di bulan Zulkaedah berdasarkan Rasulullah SAW mengerjakan umrah-umrah beliau di bulan Zulkaedah dan haji tamattu' juga dimulakan di bulan Zulkaedah.

Daripada Abu Bakrah(1), sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, maksudnya:
Sesungguhnya zaman itu berputar sejak awal waktu Allah menjadikan langit-langit dan bumi. Satu tahun mengandungi dua belas bulan ini, darinya empat bulan haram, tiga dari empat bulan ini berturut-turutan iaitu Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharram dan satu bulan berasingan ialah Rejab di antara Jamadil Akhir dan Sya'aban.

Sabtu, 16 April 2011

Abu Bakar As Siddiq

Abu Bakar As Siddiq ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Rasulullah Saw menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Abu Bakar As Siddiq atau Abdullah bin Abi Quhafah (Usman) bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi saw kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, kakek yang keenam. Dan ibunya, Ummul-Khair, sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Nabi Muhammad Saw juga memberinya gelar As Siddiq (artinya 'yang berkata benar'), sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar as-Siddiq.
Abu Bakar As Siddiq tumbuh dan besar di Mekah dan tidak pernah keluar dari Mekah kecuali untuk tujuan dagang dan bisnis. Beliau memiliki harta kekayaan yang sangat banyak dan kepribadian yang sangat menarik, memiliki kebaikan yang sangat banyak, dan sering melakukan perbuatan-perbuatan yang terpuji. Sebagaimana hal ini dikatakan oleh Ibnu Dughunnah, sesungguhnya engkau selalu menyambung tali kasih dan keluarga, bicaramu selalu benar, dan kau menanggung banyak kesulitan, kau bantu orang-orang yang menderita dan kau hormati tamu.
An-Nawawi berkata: Abu Bakar As Siddiq termasuk tokoh Quraisy dimasa Jahiliyah, orang yang selalu dimintai nasehat dan pertimbangannya, sangat dicintai dikalangan mereka, sangat mengetahui kode etik dikalangan mereka. Tatkala, Islam datang Abu Bakar As Siddiq mengedepankan Islam atas yang lain, dan beliau masuk Islam dengan sempurna.
Zubair bin Bakkar bin Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ma’ruf bin Kharbudz dia berkata: Sesungguhnya Abu Bakar As Siddiq adalah salah satu dari 10 orang Quraisy yang kejayaannya dimasa Jahiliyah bersambung hingga zaman Islam. Abu Bakar As Siddiq mendapat tugas untuk melaksanakan diyat (tebusan atas darah kematian) dan penarikan hutang. Ini terjadi karena orang-orang Quraisy tidak memiliki raja dimana mereka bisa mengembalikan semua perkara itu kepada raja. Pada setiap kabilah dikalangan Quraisy saat itu, ada satu kekuasaan umum yang memiliki kepala suku dan kabilah sendiri.
Istri-istri dan anak Abu Bakar.
Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abdul Uzza bin Abd bin As’ad pada masa jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma’.
Beliau juga menikah dengan Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikah dengan Asma’ binti Umais bin ma’add bin Taim al-Khatts’amiyyah, dan sebelumnya Asma’ diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari hasil pernikahannya ini lahirlah bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji Wada’ di Dzul Hulaifah.
Beliau juga menikah dengan Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Zuhair dari Bani al-Haris bin al-Khazraj.
Abu Bakar pernah singgah di rumah Kharijah ketika beliau datang ke Madinah dan kemudian mempersunting putrinya, dan beliau masih terus berdiam dengannya di suatu tempat yang disebut dengan as-Sunuh hingga Rasullullah saw wafat dan beliau kemudian diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah saw. Dari pernikahan tersebut lahirlah Ummu Khultsum.

Orang yang paling bersih di masa Jahilliyah
Ibnu Asakir meriwayatkan dengan sanadnya yang shahih dari Aisyah, dia berkata: demi Allah, Abu Bakar As Siddiq tidak pernah melantunkan satu syairpun di masa Jahiliyah dan tidak pula dimasa Islam. Abu Bakar As Siddiq dan Utsman bin Affan tidak pernah minum minuman keras di zaman Jahiliyah.

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abdullah bin Zubair, dia berkata, Abu Bakar As Siddiq sama sekali tidak pernah mengucapkan syair.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abu Al-Aliyyah Ar-rayahi, dia berkata: Dikatakan kepada Abu Bakar As Siddiq ditengah sekumpulan sahabat Rasulullah: Apakah kamu pernah meminum minuman keras di zaman Jahiliyah? Beliau berkata, ”Saya berlindung kepada Allah dari perbuatan itu!”

Sifat Abu Bakar As Siddiq
Ibnu Saad meriwayatkan dari Aisyah bahwa seorang laki-laki berkata kepadanya: Coba sebutkan kepada saya gambaran tentang Abu Bakar As Siddiq! Kata Aisyah: dia adalah laki-laki kulit putih, kurus, tidak terlalu lebar bentuk tubuhnya,sedikit bungkuk, tidak bisa untuk menahan pakaiannya turun dari pinggangnya, tulang-tulang wajahnya menonjol, dan pangkal jemarinya datar.
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Aisyah, bahwa Abu Bakar As Siddiq mewarnai rambutnya dengan 'daun pacar' dan katam (nama jenis tumbuhan). Dia juga meriwayatkan dari Anas, dia berkata, Rasulullah datang ke Madinah, dan tidak ada salah seorang dari para sahabatnya yang beruban kecuali Abu Bakar As Siddiq, maka dia menyemirnya dengan daun pacar dan katam.
Abu Bakar As Siddiq dilahirkan di Mekah dari keturunan Bani Tamim ( Attamimi ), suku bangsa Quraisy. Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi.

Era bersama Nabi saw
Sebagaimana yang juga dialami oleh para pemeluk Islam pada masa awal. Ia juga mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh penduduk Mekkah yang mayoritas masih memeluk agama nenek moyang mereka. Namun, penyiksaan terparah dialami oleh mereka yang berasal dari golongan budak. Sementara para pemeluk non budak biasanya masih dilindungi oleh para keluarga dan sahabat mereka, para budak disiksa sekehendak tuannya. Hal ini mendorong Abu Bakar As Siddiq membebaskan para budak tersebut dengan membelinya dari tuannya kemudian memberinya kemerdekaan. Sehingga diriwayatkan bahwa Abu Bakar As Siddiq memiliki 9 toko yang semuanya habis dibuat untuk tegaknya agama islam. Beberapa budak yang ia bebaskan antara lain :

  • Bilal bin Rabbah

  • Abu Fakih

  • Ammar

  • Abu Fuhaira

  • Lubainah

  • An Nahdiah

  • Ummu Ubays

  • Zinnira

  • Ketika peristiwa Hijrah, saat Nabi Muhammad SAW pindah ke Madinah (622 M), Abu Bakar As Siddiq adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar As Siddiq juga terikat dengan Nabi Muhammad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, Aisyah menikah dengan Nabi Muhammad beberapa saat setelah Hijrah.

    Menjadi Khalifah
    Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar As Siddiq ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar As Siddiq akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.
    Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar As Siddiq sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad), yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin. Sementara muslim syi'ah berpendapat kalau Rasulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir, dan juga banyak hadits di Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali bin Abu Thalib sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar As Siddiq dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali bin Abu Thalib menjadi pendukung setia Abu Bakar As Siddiq dan Umar bin Khattab. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali bin Abu Thalib melakukan baiat tersebut secara "pro forma," mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

    Perang Ridda
    Segera setelah menjabat Abu Bakar As Siddiq, beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala. Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang Ridda. Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.

    Al Qur'an
    Abu Bakar As Siddiq juga berperan dalam pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar As Siddiq lantas meminta Umar bin Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an. Setelah lengkap koleksi ini, yang dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang diketuai oleh sahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak dari Umar bin Khattab dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa pemerintahan Ustman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an hingga yang dikenal hingga saat ini.
    Abu Bakar As Siddiq meninggal pada tanggal 23 Agustus 634/ 8 Jumadil Awwal 13 H di Madinah pada usia 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah) . Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Thalhah bin Ubaidillah.
    Sumber : wikipedia dan lainnya. 

    Umar Bin Khatab

    Ya Allah...buatlah Islam ini kuat dengan masuknya salah satu dari kedua orang ini. Amr bin Hisham atau Umar bin Khattab." Salah satu dari doa Rasulullah pada saat Islam masih dalam tahap awal penyebaran dan masih lemah. Doa itu segera dikabulkan oleh Allah. Allah memilih Umar bin Khattab sebagai salah satu pilar kekuatan islam, sedangkan Amr bin Hisham meninggal sebagai Abu Jahal.
    Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan, serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.
    Beliau dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu kaum dari suku Quraisy. Beliau merupakan  khalifah kedua didalam islam setelah Abu Bakar As Siddiq.
    Nasabnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qarth bin RazahAdiy bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib. Nasab beliau bertemu dengan nasab Nabi pada kakeknya Ka'ab. Antara beliau dengan Nabi selisih 8 kakek. lbu beliau bernama Hantamah binti Hasyim bin al-Mughirah al-Makhzumiyah. Rasulullah memberi beliau "kun-yah" Abu Hafsh (bapak Hafsh) karena Hafshah adalah anaknya yang paling tua; dan memberi "laqab" (julukan) al Faruq. bin '

    Umar bin Khattab masuk Islam
    Sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab dikenal sebagai seorang yang keras permusuhannya dengan kaum Muslimin, bertaklid kepada ajaran nenek moyangnya, dan melakukan perbuatan-perbuatan jelek yang umumnya dilakukan kaum jahiliyah, namun tetap bisa menjaga harga diri. Beliau masuk Islam pada bulan Dzulhijah tahun ke-6 kenabian, tiga hari setelah Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam.
    Ringkas cerita, pada suatu malam beliau datang ke Masjidil Haram secara sembunyi-sembunyi untuk mendengarkan bacaan shalat Nabi. Waktu itu Nabi membaca surat al-Haqqah. Umar bin Khattab kagum dengan susunan kalimatnya lantas berkata pada dirinya sendiri- "Demi Allah, ini adalah syair sebagaimana yang dikatakan kaum Quraisy." Kemudian beliau mendengar Rasulullah membaca ayat 40-41 (yang menyatakan bahwa Al Qur'an bukan syair), lantas beliau berkata, "Kalau begitu berarti dia itu dukun." Kemudian beliau mendengar bacaan Nabi ayat 42, (Yang menyatakan bahwa Al-Qur'an bukan perkataan dukun.) akhirnya beliau berkata, "Telah terbetik lslam di dalam hatiku." Akan tetapi karena kuatnya adat jahiliyah, fanatik buta, pengagungan terhadap agama nenek moyang, maka beliau tetap memusuhi Islam.
    Kemudian pada suatu hari, beliau keluar dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi. Dalam perjalanan, beliau bertemu dengan Nu`aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau kemana wahai Umar?" Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin membunuh Muhammad." Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?" Maka Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu." Tetapi lelaki tadi menimpali, "Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar? Sesuugguhnya adik perampuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu yakini."
    Kemudian dia bergegas mendatangi adiknya yang sedang belajar Al Qur'an, surat Thaha kepada Khabab bin al Arat. Tatkala mendengar Umar bin Khattab datang, maka Khabab bersembunyi. Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa." Umar bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek moyang kalian." Iparnya menjawab, "wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?"  Mendengar ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya hingga terluka dan berdarah, karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya, Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
    Umar bin Khattab berkata, 'Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.' Maka adik perempuannya berkata," Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!" lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan isinya, kemudian minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah.
    Tatkala Khabab mendengar perkataan Umar bin Khattab, dia muncul dari persembunyiannya dan berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam Kamis, 'Ya Allah, muliakan Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam.' Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa." Umar bin Khattab mengambil pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa kalian?" Mereka menjawab, 'Umar (datang)!" Hamzah bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya. Kalau dia menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "... Ya Allah, ini adalah Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Dan dalam riwayat lain: "Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar."
    Seketika itu pula Umar bin Khattab bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."

    Kepemimpinan Umar bin Khattab
    Keislaman beliau telah memberikan andil besar bagi perkembangan dan kejayaan Islam. Beliau adalah pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan, merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan bid'ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.
    Kepemimpinan Umar bin Khattab tak seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah SAW dan Abu Bakar As Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
    Dalam masa kepemimpinan sepuluh tahun Umar bin Khattab itulah, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah, pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian Kekaisaran Byzantium. Dalam pertempuran Yarmuk (636), pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki. Tahun 639, pasukan Islam menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
    Penyerangan Islam terhadap Irak yang saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada pertempuran Qadisiya tahun 637, terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Menjelang tahun 641, seseluruh Irak sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642), mereka secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara. 
    Selain pemberani, Umar bin Khattab juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim dan Thabrani dari Ibnu Mas’ud berkata, ”Seandainya ilmu Umar bin Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih berat dibandingkan ilmu mereka. Mayoritas sahabatpun berpendapat bahwa Umar bin Khattab menguasai 9 dari 10 ilmu. Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru, seperti menghimpun Al Qur’an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun hijriyah sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan orang-orang yang melakukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun tempat penginapan, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk bagi peminum "khamr" (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk, mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga konsep yang lainnya.
    Namun dengan begitu beliau tidaklah menjadi congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara’. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, ”Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.” Abdullah, puteranya berkata, ”Umar bin Khattab berkata, ”Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.”
    Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang, Beliau berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya…
    Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum'at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
    Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin AffanAli bin Abu ThalibThalhah bin UbaidilahZubair binl AwwamSa'ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.
    Masjid Nabawi, Makam Umar bin Khattab

    Wafatnya Umar bin Khattab
    Pada hari Rabu bulan Dzulhijah tahun 23 H Umar Bin Kattab wafat, Beliau ditikam ketika sedang melakukan Shalat Subuh oleh seorang Majusi yang bernama Abu Lu’luah, budak milik al-Mughirah bin Syu’bah diduga ia mendapat perintah dari kalangan Majusi. Umar bin Khattab dimakamkan di samping Nabi saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun.
    PENDIDIKAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER UNTUK ANAK TK-SD
    Indonesia saat ini sedang menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi atau otonomi daerah yang saat ini sudah dimulai, dan era globalisasi total yang akan terjadi pada tahun 2020. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.Salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas SDM Indonesia adalah dengan memperbaiki kurikulum pendidikan dan metode pengajaran di kelas.Kurikulum Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalahkurikulum yang mempunyai konsep berbeda yang disesuaikan dengan tuntutan jaman dalam menyongsong globalisasi abad ke-21, sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas belajar dan mengajar di kelas, serta menghasilkan

    kualitas SDM yang handal. Namun yang menjadi masalah adalah para guru di sekolah belum siap untuk mengalirkan KTSP di kelas,yang memang memerlukan pengetahuan dan keterampilan tentang metode-metode pengajaran yang berbeda dengan sistem lama.Indonesia Heritage Foundation (IHF) telah mengembangkan sebuah model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter yang memfokuskan pada pembentukan seluruh aspek dimensi manusia, sehingga dapat menjadi
    manusia yang berkarakter. Kurikulum Holistik Berbasis Karakter ini disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan Student Active Learning, Integrated Learning, Developmentally Appropriate Practices, Contextual Learning, Collaborative Learning, dan Multiple Intelligences yang semuanya dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan, serta dapat
    mengembangkan seluruh aspek dimensi manusia secara holistik. Model pendidikan holistik berbasis karakter ini telah dipakai oleh Departemen Pendidikan Nasional dalam proyek pengembangan “Model Penyelenggaraan BBE (Pendidikan Berorientasi Keterampilan Hidup)
    Melalui Pembelajaran Terpadu di TK dan SD Kelas Rendah” (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman

    Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, 2002), “Model Pembelajaran Tematis: Kelas Layanan Khusus di SD” (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar,2003), “Model Pembelajaran “Aku Cinta Indonesia” (Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerja sama dengan Depdiknas, 2003) dan
    TOT Tingkat Nasional “Model Pembelajaran Kecakapan Hidup Berbasis Karakter Bagi Instruktur/Pemandu Tingkat Propinsi, 2004”.Model ini memfokuskan pada pembentukan karakter siswa karena karakter bangsa merupakan aspek penting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter bangsa sangat tergantung pada kualitas karakter sumberdaya
    manusianya (SDM). Karenanya karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Menurut Freud kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini ini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik kepribadian di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya kelak (Erikson, 1968).
    Thomas Lickona - seorang profesor pendidikan dari Cortland University - mengungkapkan bahwa ada sepuluh tanda-tanda jaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu berarti bahwa sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda yang dimaksud adalah : (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2)
    penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas. (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa
    tanggung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.
    Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia. Selain sepuluh tanda-tanda jaman tersebut, masalah lain yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah sistem pendidikan dini yang ada sekarang ini terlalu berorientasi pada pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan pengembangan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Padahal, pengembangan karakter lebih berkaitan dengan optimalisasi fungsi otak kanan. Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri (hafalan, atau hanya sekedar “tahu”).

    Padahal, pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan yang melibatkan aspek “knowledge, feeling, loving, dan acting”. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat.
    Pada dasarnya, anak yang kualitas karakternya rendah adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah, sehingga anak beresiko besar mengalami kesulitan dalam belajar, berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri. Mengingat pentingnya penanaman karakter di usia dini dan mengingat usia prasekolah merupakan masa persiapan untuk
    sekolah yang sesungguhnya, maka penanaman karakter yang baik di usiaprasekolah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.Thomas Lickona (1991) mendefinisikan orang yang berkarakter sebagai sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral—yang
    dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur,bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.Pengertian ini mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa karakter itu erat kaitannya dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan.
    Menurut Berkowitz (1998), kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar (cognition) menghargai pentingnya nilai-nilai karakter (valuing). Misalnya seseorang yang terbiasa berkata jujur karena takut mendapatkan hukuman,
    maka bisa saja orang ini tidak mengerti tingginya nilai moral dari kejujuran itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan karakter memerlukan juga aspek emosi. Menurut Lickona (1991), komponen ini adalah disebut “desiring the good” atau keinginan untuk berbuat baik.
    MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK
    IHF menyediakan materi siap pakai untuk membantu para pendidik dalam melaksanakan KTSP melalui penerapan model Pendidikan Holistik berbasis karakter di sekolahnya (mulai dari TK sampai SD Kelas 6). Model ini memfokuskan pada pembentukan 9 pilar karakter kepada para siswa yang dilakukan secara eksplisit, dan berkesinambungan. Selain itu, pendidikan
    karakter bukanlah sesuatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dengan seluruh aktivitas kehidupan. Karenanya program pendidikan 9 Pilar Karakter dapat diintegrasikan ke dalam seluruh mata pelajaran akademis (mulai dari TK sampai Sekolah Dasar, kelas 1-6).
    Program yang menyeluruh ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara hati,otak dan otot (Pendidikan Holistik). Diharapkan mereka akan menjadi anak-anak yang berfikir kreatif, bertanggung jawab dan memiliki pribadi yang mandiri (manusia holistik).
    Penerapan Konsep Pendidikan Holistik Berbasis Karakter • Metode Pendidikan 9 Pilar arakter
    Setiap tema Pilar Karakter diatur untuk dapat diterapkan selama 2 sampai 3 minggu. Masing-masing tema Pilar terdiri dari berbagai macam contoh kegiatan praktis bagi para pendidik yang terfokus pada metode: knowing the good, feeling and loving the good and acting the good.
    9 Pilar Karakter tersebut adalah:
    1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaanNya (love Allah, trust, reverence,loyalty)
    2. Tanggung jawab, Kedisiplinan dan Kemandirian (responsibility,excellence, self

    reilance,discipline,orderlince )

    3. Kejujuran/Amanah dan Arif (trustworthines, honesty, and tactful)
    4. Hormat dan Santun (respect, courtesy, obedience)
    5. Dermawan, Suka menolong dan Gotong-royong/Kerjasama (love,
    compassion, caring, empathy, generousity, moderation, cooperation)
    6. Percaya Diri, Kreatif dan Pekerja keras (confidence, assertiveness,
    creativity, resourcefulness, courage, determination, enthusiasm)
    7. Kepemimpinan dan Keadilan (justice, fairness, mercy, leadership)
    8. Baik dan Rendah Hati (kindness, friendliness, humility, modesty)
    9. Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan (tolerance, flexibility, peacefulness,
    unity)
    Disamping 9 Pilar karakter di atas, IHF juga mengembangkan materi untuk mengajarkan kebersihan, kesehatan, kerapian dan keamanan pada anak.Metode yang digunakan disebut sebagai “Refleksi Rutin” atau Apperception. Setiap pagi anak-anak diminta untuk mengikuti kegiatan refleksi Pilar selama 15-20 menit sesuai dengan Pilar yang sedang diterapkan saat itu. Pemberian waktu khusus untuk refleksi memberikan
    kesempatan pada anak untuk mengekspresikan secara verbal pengetahuannya,
    ecintaannya dan bagaimana seharusnya mereka bertindak sesuai pilar.
    Kurikulum Holistik Berbasis Karakter (Implementasi KTSP)
    Kurikulum Holistik Berbasis 9 Pilar Karakter akan membantu seluruh
    pendidik dalam menerapkan pedidikan karakter sepanjang tahun ajaran,
    yang diintegrasikan dalam seluruh disiplin ilmu. Masing-masing aspek
    dari kurikulum diterapkan dengan menggunakan pendekatan Student
    Active Learning, Developmentally Appropriate Practices, Integrated
    Learning, Contextual Learning, Collaborative Learning, dan Multiple
    Intelligences, yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang efektif
    dan menyenangkan.
    HOLISTIK
    I. PENDAHULUAN
    Pola konservativisme selalu menjadi hantu dalam ranah apapun dan dalam ruang lingkup pembicaraan apapun. Konservatifisme memandang bahwa apa yang telah ada adalah selalu yang terbaik dari yang baru. Hal tersebut terjadi di segala bidang. Termasuk dalam bidang pendidikan utamanya pemikiran tentang pola pembelajaran di sekolah. Kita kadang-kadang telah mengedepankan ego dibanding menerima suatu perubahan yang kreatif dan knstruktif. Permasalahan tersebut bukannya tidak kita sadari akan tetapi karna kita belum berhasil keluar dari konteks ego itu sendiri.
    Sebagai manusia sekiranya semua sependapat bahwa kita sebagai guru selalu kesulitan berfikir kreatif dan keluar dari konteks ego tersebut sehingga memerlukan beberapa latihan mental agar terbiasa dengan perubahan yang senantiasa menghampiri kita. Demikian halnya dengan saat kita membelajarkan IPA di SD. Barangkali semua juga sepakat bahwa kita sudah tahu berbagai jenis metode dan media sudah tersedia di lingkungan sekitar kita. Akan tetapi sikap laten yang mengandalkan penggunaan satu metode adalah layak sudah mendarah daging pada diri kita.
    Permasalahan seperti diuraikan di atas adalah permasalahan umum dari kita para guru, berbagai pelatihan, workshop sudah kita lalui akan tetapi kita selalu saja menyalahkan siswa atas kegagalan mereka dalam melaksanakan evaluasi. Kita sangat jarang melakukan kegiatan merenung dan refleksi bahwa ada hal yang salah dengan kita. Sudah sangat banyak kita mengenal metode dan pendekatan dari CBSA hingga hingga Quantum Teaching (yang terbaru). Dan bahkan hal tersebut juga terlampau sering kita dengarkan. Sesungguhnya semua ber-esensi sama yaitu menempatkan siswa sebagai subyek pembelajaran. Yang belajar bukan guru, guru hanya sebagai fasilitator.
    Permasalahan di atas adalah permasalahan umum, dan yang menjadi pertanyaan sekarang adalah :
    1. Adakah suatu metode dan pendekatan yang dapat mewakili berbagai jenis metode dan pendekatan tersebut ? Sehingga guru tidak bingung memilih karna seolah-olah antar metode tersebut ada batasan padahal batasannya sangat kabur.
    2. Seandainya ada bagaimanakah implementasinya di lapangan ?
    3. Seandainya belum ada kemudian oleh penulis sendiri membuatnya menjadi ada, apakah kemudia di akui atau malah dikatakan mengada-ada ?
    II. PEMBAHASAN
    Sesuai dengan judul di atas “ Pembelajaran IPA Secara Holistik”, penulis mencoba ber-ide, mencoba untuk keluar dari konteks pembeicaraan pada modul yang sudah penulis baca yaitu tentang “Konstruktifisme dalam Pembelajaran IPA, Bekerja Ilmiah dalam IPA, Pendekatan Pembelajaran Sains (IPA) Teknologi dan Masyarakat/Lingkungan (STM). Dan penulis berkesimpulan bahwa intinya adalah sama yaitu menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran, memberdayakan siswa, membelajarkan siswa dan istilah kostruktif lainnya.
    Pembelajaran yang bersifat menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran membawa situasi kelas dipenuhi oleh kegiatan dimana siswa adalah pelaku dari berbagai kegiatan baik eksperimen, demonstrasi, diskusi dan sebagainya. Memberdayakan siswa maksudnya adalah guru bertugas menggali seluruh potensi siswa tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, perbedaan tingkat IQ, dan perbedaan yang lainnya. Membelajarkan siswa adalah suatu kegiatan yang menempatkan siswa yang sedang belajar. Istilah konstruktif lainnya adalah CTL, CBSA, Quantum Teaching, dan beberapa nama keren lainnya. Padahal esensinya sama yaitu siswa adalah subyek pembelajaran.
    Pembelajaran Holostik pada mata pelajaran IPA membawa guru pada suatu kondisi pembelajaran yang bersifat konstruktif. Maka yang dapat melakukan hal ini adalah guru yang berpandangan konstruktif. Siapa mereka ? Mereka yang sadar bahwa siswa akan belajar optimal jika semuanya berawal dari keinginan siswa untuk belajar. Sehingga kita akan mengkondisikan kelas sedemikian rupa agar siswa mau belajar. Bukan karna paksaan. Apakah hal ini mudah ? Tentu tidak karna kita berhadapan dengan puluhan kepala yang isi kognitif, afektif, psikomotor dan datang dari latar belakang yang beragam. Kita pasti sepakat bahwa mencari yang baik pasti sulit.
    Pembelajaran IPA dengan pendekatan yang holistik sesungguhnya adalah positif yaitu guru tidak akan pernah terbebani dengan jenis dan batasan metode yang mesti dilakukan dan ditulis dalam RPP. Kita menyiapkan bahan, media dan masuk ke kalas dan melakukan apersepsi. Lihat kondisi kelas apakah sudah kondusif ? Kalau belum berikan motivasi dengan berbagai cara yang kreatif apakah itu cerita, permainan, menyanyi, diskusi dan tanyakan masalahnya apa. Disanalah gunanya pendekatan yaitu untuk mendekati siswa agar mau belajar. Caranya ya terserah guru itu sendiri. Lalu pertanyaannya bagaimana dengan alokasi waktu yang membatasi di RPP ? Abaikan dulu hal tersebut karna RPP itu adalah rencana, dimana kalau tidak tercapai adalah hal biasa karna kadang situasi kelas tidak sesuai dengan harapan.
    Jika siswa sudah mau belajar lanjutkan dengan kegiatan yang mengedepankan siswa sebagai subyek yaitu dengan memberikan tugas. Tugas yang diberikan adalah yang bersifat konstruktif bukan memberi beberapa soal lalu guru meninggalkan kelas. Pada IPA dapat diberikan berupa sekumpilan tugas yang bersifat berkelanjutan seperti proyek. Langkahnya dari mereka merencanakan, melaksanakan hingga melaporkan. Misalnya siswa kita belajarkan tentang perkembangbiakan tumbuhan maka mereka akan merencanakan menyediakan bahan seperti bibit dan alat alat pertanian. Pelaksanaan dapat dilakukan di kebun sekolah. Setelah kegiatan selesai siswa ditugaskan untuk mengamati perkembangan dari tanaman setelah ditanam dan hasil pengamatannya dilaporkan kepada guru.
    Dengan model seperti itu kita tidak dapat mengatakan kita melakukan pembelajaran dengan metode dan pendekatan tertentu akan tetapi menyeluruh sehingga penulis istilahkan sebagai pendekatan holistik. Semua materi pembelajaran IPA lainnya dapat mengadopsi pendekatan tersebut karna guru tidak lagi berfikir tentang batasan metode apa yang akan mereka gunakan akan tetapi mereka berfikir akan di apakan siswa kita. Guru dalam membelajarkan siswa tidak perlu mengingat batasan pengertian suatu metode akan tetapi cukup dengan mengingat bahwa siswa kita akan diapakan agar dapat belajar efektif.
    Permasalahan sebenarnya adalah ada pada paham yang dianut guru tersebut. Apabila guru tersebut tidak berfikiran terbuka, behavioristik dan konservatif maka walaupun mereka mengenal istilah dan batasan berbagai metode maka yang terjadi adalah situasi pembelajaran yang dipaksakan karna guru dalam hal ini masih berkeingingan untuk dominan. Guru tidak berfikir apa yang akan siswa dapatkan jika pembelajarannnya seperti ini akan tetapi mereka akan berfikir bagaimana mengajar mereka agar mengerti. Sehingga jika siswa gagal dalam evaluasi yang disalahkan adalah siswa. Jika guru berfikir seperti yang pertama di atas maka guru akan berkata “Wah ada yang salah dengan saya”. Hal itulah yang membedakan guru yang berpaham behavioristik dengan guru yang menganut paham konstruktifistik.
    Jalan keluar yang mungkin kita harus coba bersama untuk mengatasi masalah tersebut adalah :
    1. Berfikirlah bahwa siswa adalah yang akan belajar.
    2. Berfikirlah bahwa siswa dapat belajar jika mereka mau belajar
    3. Berfikirlah bahwa siswa dapat belajar jika ada bahan yang akan dipelajari
    4. Jika gagal lakukan refleksi
    5. Belajar yang baik adalah bersama-sama karna akan saling isi mengisi
    6. Berfikirlah bahwa guru bukan untuk ditakuti akan tetapi disegani
    7. Hindari pemikiran guru selalu benar.
    8. Jadikan siswa menjadi teman bukan murid.
    9. Berdirilah disampingnya saat membimbing bukan berkacak pinggang di depannya.
    10. Kalau guru kesal dan marah berikan arahan dan posisikan diri sejajar dengan siswa terlebih dahulu baru kemudian berikan pesan.
    11. Kesimpulannya adalah jadilah guru yang manusiawi
    Dengan menerapkan metode holistik apakah kemudian menjadi salah karna alasan tidak pernah ada dan didengar dalam konteks teori belajar yang sudah di akui. Kalau kita semua berfikir bahwa segala sesuatu terus berubah barangkali kita sepakat bahwa tidak ada salahnya kita memberi nama apa yang sudah kita lakukan dengan sarat semua itu tidak keluar dari esensi dan prinsip yang ada. Kita mungkin sudah pernah belajar tentang mata kuliah inovasi dan inovasi pendidikan. Maka apakah ada salahnya kalau kita berinovasi ?
    Bebagai pendekatan dan metode yang sudah kita kenal sesungguhnya esensinya sama yaitu menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Akan teapi implementasi di lapangan yang sulit. Walaupun kita mengatakan diri sudah konstruktif akan tetapi sesungguhnya terkadang kita bertindak sebaliknya yaitu behavioristik. Dalam pelaksanaan pembelajaran kita hendaknya bertindak manusiawi.
    Jika hal tersebut sudah dilaksanakan maka siswa akan termotivasi untuk belajar karna mereka dalam keadaan bebas dari tekanan apapun saat belajar. Hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kemauan siswa untuk belajar dan selanjutnya berakhir dengan hasil belajar yang memuaskan.
    III. KESIMPULAN
    Permasalahan pembelajaran IPA di SD sering dihadapakan pada pola pembelajaran yang behavioristik. Hal tersebut sesungguhnya disadari oleh guru akan tetapi sulit dirubah karna kita masih sering mengedepankan sikap ego. Kesulitan merubah kebiasaan tersebut masih kita rasakan termasuk penulis sendiri.
    Bebagai pendekatan dan metode yang sudah kita kenal sesungguhnya esensinya sama yaitu menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Akan teapi implementasi di lapangan yang sulit. Walaupun kita mengatakan diri sudah konstruktif akan tetapi sesungguhnya terkadang kita bertindak sebaliknya yaitu behavioristik. Dalam pelaksanaan pembelajaran kita hendaknya bertindak manusiawi.
    Jika hal tersebut dudah dilaksanakan maka siswa akan termotivasi untuk belajar karna mereka dalam keadaan bebas dari tekanan apapun saat belajar. Hal tersebut akan berdampak pada meningkatnya kemauan siswa untuk belajar dan selanjutnya berakhir dengan hasil belajar yang memuaskan.
     
     Surah Mulk

    Hadits yg menyatakan bahwa dengan hapal surat Al-mulk dan dibaca berulang-ulang dapat menjaganya dari siksa kubur, dan di akherat nanti dapat menjadi salah satu syafaat? 

    Pertama:  Memang banyak fadhilah dan keutamaan dari surat al-Mulk, diantaranya yang shohih (bisa dijadikan pegangan) adalah:
    ـ(1) عن أبي هريرة، عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: سورة من القرأن، ثلاثون اية؛ تَشْفَعُ لصاحبها حتى يُغْفَرَ له: تبارك الذي بيده الملك. (رواه أبو داود واللفظ له, والترمذي وغيرهما، وصححه ابن حبان والحاكم والذهبي، وحسنه الترمذي والألباني)ـ
    Dari Abu Huroiroh, Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Ada surat dari Alqur’an yang terdiri dari 30 ayat, Surat tersebut dapat memberikan syafa’at bagi ‘temannya’ (yakni orang yang banyak membacanya) sehingga orang tersebut diampuni dosanya, yaitu: Surat Tabarokalladi bi yadihil mulk“. (HR. Abu Dawud dg redaksinya, diriwayatkan pula oleh at-Tirmidzi dan yang lainnya. Hadits ini di-shohih-kan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim, dan adz-Dzahabi, sedangkan at-Tirmidzy dan Albani menghasankannya)
    ـ(2) عن أنس بن مالك قال، قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: سورة من القرآن، ما هي إلا ثلاثون آية، خاصمت عن صاحبها حتى أدخلته الجنة، و هي تبارك. (رواه الطبراني في المعجم الأوسط وحسنه الألباني في صحيح الجامع)ـ
    Anas bin Malik mengatakan, Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam bersabda: “Ada surat dari Alqur’an, ia hanya terdiri dari 30 ayat, Surat tersebut dapat membela ‘temannya’ sehingga memasukkannya ke surga, yaitu: Surat Tabarok“. (HR. Thobaroni dalam Mu’jamul Ausath, dan dihasankan oleh Albani dalam Shohihul Jami’)
    ـ(3) عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: من قرأ تبارك الذي بيده الملك كل ليلة، منعه الله عز وجل بها من عذاب القبر، وكنا في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم نسميها “المانعة”، وإنها في كتاب الله عز وجل سورة، من قرأ بها في ليلة فقد أكثر وأطاب.  (رواه النسائي واللفظ له والحاكم وقال صحيح الإسناد وحسنه الألباني)ـ
    Abdulloh bin Mas’ud mengatakan: “Barangsiapa membaca surat Tabarokalladi bi yadihil mulk setiap malam, maka Alloh azza wajall menghindarkannya dari adzab kubur, dan dahulu kami (para sahabat) di saat Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- (masih hidup) menamainya “al-Mani’ah” (penghindar/penghalang). Sungguh surat tersebut ada dalam Kitabulloh, barangsiapa membacanya dalam suatu malam, maka ia telah banyak berbuat kebaikan” (HR. Nasa’i dengan redaksinya, diriwayatkan pula oleh al-Hakim dan ia mengatakan: sanadnya shohih, dan dihasankan oleh Albani)
    ـ(4) عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَنَامُ حَتَّى يَقْرَأَ الم تَنْزِيلُ وَتَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ. (رواه أحمد والترمذي وغيرهما وصححه الألباني)ـ
    Dari Jabir, sesungguhnya Nabi -shollallohu alaihi wasalam- tidak pernah tidur (malam) sehingga ia membaca surat Alif lam mim tanzil (biasa disebut Surat as-Sajdah) dan surat Tabarokalladi bi yadihil mulk (biasa disebut surat al-Mulk). (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan yang lainnya, dihasankan oleh Albani)
    ـ(5) عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُعْطِيتُ مَكَانَ التَّوْرَاةِ السَّبْعَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الزَّبُورِ الْمَئِينَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الْإِنْجِيلِ الْمَثَانِيَ، وَفُضِّلْتُ بِالْمُفَصَّلِ. (رواه أحمد وحسنه الألباني والأرناؤوط)ـ
    Dari Waatsilah ibnul Asqo’, sesungguhnya Nabi -shollallohu alaihi wasallam- bersabda: “Aku telah dikaruniai Assab’u yang sebanding dengan kitab Taurat, aku juga diberi Alma’in yang sebanding dengan kitab Zabur, aku juga diberi Almatsani yang sebanding dengan kitab Injil, dan aku dikaruniai kelebihan dengan Almufash-shol” (HR. Ahmad, dan dihasankan oleh Albani dan Al-Arnauth).
    Kedua: Fadhilah Surat Almulk bisa diraih oleh mereka yang banyak membacanya, terutama di waktu malam menjelang tidur, sebagaimana diterangkan dalam hadits no: 3 dan 4. Jadi tidak tepat kalau dikatakan bahwa keutamaan tersebut hanya khusus bagi mereka yang menghafalnya saja.
    Ketiga: Waktu untuk membaca Surat Almulk ini bisa kapan saja, akan tetapi Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam- biasa membacanya saat menjelang tidur malam.
    Keempat: Melihat keterangan hadits-hadits di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa memperbanyak membaca Surat Almulk dapat menghindarkan seseorang dari siksa kubur dan siksa neraka.
    Kelima: Perlu kami ingatkan di sini, bahwa banyak sekali hadits-hadits tentang keutamaan surat Alqur’an yang dhoif (lemah) bahkan maudhu’ (palsu). Oleh karena itu, hendaklah kita berhati-hati dalam menerima keterangan tentang keutamaan surat Alqur’an, agar kita tidak terjatuh dalam amalan bid’ah dan kepercayaan yang tak berdasar. Hendaklah kita tidak mengamalkan hadits, kecuali telah jelas keshohihannya…

    Bakti Kepada Orang Tua

    Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah. Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami perintahkan kepada manusia  kepada dua orang ibu-bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (QS. Lukman: 14). Lihat pula QS. al-Isra 23-24, an-Nisa 36, al-An’am 151, al-Ankabut 08.
    Ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang tuanya.
    Pertama, tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau tercium dari kedua orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan berharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut, sebagaimana dulu keduanya bersabar terhadap bau-bau yang tidak enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak ada rasa susah dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
    Kedua, tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
    Ketiga, mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi dengan sikap sopan santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya. Tidak memanggil keduanya langsung dengan namanya, tidak bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan pandangan kepada keduanya (melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita kepadanya adalah pandangan penuh kelembutan dan ketawadhuan. Allah berfirman yang artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. al-Isra: 24)
    Urwah mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan pandangan kepada keduanya. Karena tanda pertama kemarahan seseorang adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia marahi.
    Keempat, berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih sayang keduanya terhadap kita.
    Kelima, bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya, dengan menaati keduanya selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah serta sangat berkeinginan untuk memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya.
    Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum, mencakup hal-hal yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak. Bahkan sampai-sampai al-Qur’an memberi wasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun mereka adalah orang-orang yang kafir.
    “Dan jika keduanya memaksamu untuk  mempersekutukan  dengan  Aku  sesuatu yang  tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan  baik,  dan  ikutilah jalan   orang   yang  kembali  kepada-Ku,  kemudian  hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Lukman: 15)
    Syarat Menjadi Anak Berbakti
    Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak bisa disebut sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya:
    Satu, lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
    Dua, menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak. Selama keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
    Tiga, memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita lakukan dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan kesadaran bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan hidup dan hartanya untuk kedua orang tuanya.
    Keutamaan Menjadi Anak yang Berbakti
    1. Termasuk Amal yang Paling Allah Cintai
    Dari Abdullah bin Mas’ud, “Aku bertanya kepada Rasulullah, “Amal apakah yang paling Allah cintai.” Beliau bersabda, “Shalat pada waktunya,” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya, “Kemudian apa?” Nabi bersabda, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    2. Masuk Surga
    Dari Abu Hurairah, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka, celaka, dan celaka.” Ada yang bertanya, “Siapa dia wahai Rasulullah?” Nabi bersabda, “Dia adalah orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya dalam usia tua, akan tetapi kemudian dia tidak masuk surga.” (HR Muslim)
    Dari Muawiyah bin Jahimah dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu, aku menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bermusyawarah dengan beliau tentang jihad di jalan Allah. Nabi bertanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” “Ya,” kataku. Nabi pun bersabda, “Selalulah engkau berada di dekat keduanya. Karena sesungguhnya surga berada di bawah kaki keduanya.” (HR. Thabrani, al-Mundziri mengatakan sanadnya jayyid)
    3. Panjang Umur dan Bertambah Rezeki
    Dari Salman, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebaikan.” (HR. Turmudzi dan dihasankan oleh al-Albani)
    Anas mengatakan, “Barang siapa yang ingin diberi umur dan rezeki yang panjang maka hendaklah berbakti kepada kedua orang tuanya dan menjalin hubungan dengan karib kerabatnya.” (HR. Ahmad)
    4. Semua Amal Shalih Diterima dan Kesalahan-Kesalahan Diampuni
    Allah ta’ala berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah . Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, ‘Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan  kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS al-Ahqaf: 15-16)
    Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ada seorang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Sesungguhnya aku melakukan sebuah dosa yang sangat besar. Adakah cara taubat yang bisa ku lakukan?” Nabi bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu.” “Tidak” jawabnya. Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki bibi dari pihak ibu.” “Ya,” jawabnya. Nabi bersabda, “Berbaktilah kepada bibimu.” (HR. Tirmidzi)
    5. Mendapatkan Ridha Allah
    Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung ridha kedua orang tua dan murka Allah tergantung murka kedua orang tua.” (HR. Thabrani dan dishahihkan oleh al-Albani)
    6. Diterima Doanya dan Hilangnya Kesusahan
    Diantara dalilnya adalah kisah Ashabul Ghar, yaitu tiga orang yang tertangkap dalam goa. Salah satu diantaraa mereka adalah seorang yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    7. Lebih Utama Daripada Hijrah dan Jihad
    Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash ada seorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Aku hendak membaiatmu untuk berhijrah dan berjihad dalam rangka mengharap pahala dari Allah.” Nabi bertanya kepada keduanya, “Apakah diantara kedua orang tuamu ada yang masih hidup.” “Ya, kedua-duanya masih hidup.” Jawabnya. Nabi bertanya, “Engkau mengharap pahala dari Allah?” “Ya.” Jawabnya. Nabi bersabda, “Pulanglah, temui keduanya dan sikapilah keduanya dengan baik.” (HR. Muslim)
    8. Orang Tua Ridha dan Mendoakan
    Jika seorang anak berbakti kepada kedua orang tuanya, tentu keduanya akan senang, dan pertanda ridhanya kepadanya. Kemudian mendoakannya, sedangkan doa orang tua itu pasti terjawab.
    Ada tiga orang yang doanya mustajab dan hal tersebut tidak perlu diragukan lagi. Tiga orang tersebut adalah doa orang yang teraniaya. Doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua untuk kebaikan anaknya. (HR. Ibnu Majah dan dihasankan oleh al-Abani)
    9. Anak Kita Akan Berbakti Kepada Kita
    Sikap bakti adalah hutang, maka sebagaimana kita berbakti kepada orang tua kita, maka anak kita pun akan berbakti kepada kita.
    10. Tidak Akan Menyesal
    Seorang anak yang tidak berbakti kepada kedua orang tuanya akan merasakan penyesalan ketika keduanya sudah meninggal dunia dan belum sempat berbakti.
    11. Dipuji Banyak Orang
    Bakti kepada kedua orang tua adalah sifat yang terpuji dan orang yang memiliki sifat ini pun akan mendapatkan pujian. Kisah Uwais al-Qorni adalah diantara dalil tentang hal ini.
    12. Merupakan Sifat Para Nabi
    Tentang Yahya ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam: 14)
    Tentang Isa ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32)
    Tentang Ismail ‘alaihis salam Allah ta’ala berfirman, “Maka tatkala anak itu sampai  berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, ‘Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?’ Ia menjawab, ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan  kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’.” (QS. ash-Shaffat: 102)